Cintanya Pindah Mendadak
Oleh: Della Anastasia
Mereka terlihat sangat serasi, terlihat sangat kompak
ketika mereka memainkan sebuah lagu dengan alunan dawai gitar dan lantunan
suara yang mendukung. Itulah mereka Andry dan Sheila, mahasiswa sebuah
universitas swasta yang sedang menjalin kasih. Mereka berdua adalah pasangan
yang sama-sama mencintai musik. Sheila dan Andry baru menjalani hubungan mereka
selama tiga bulan. Untuk menjalin hubungan itu, mereka telah melewati hal-hal
yang mungkin juga pernah dilalui pasangan-pasangan muda lainnya. Dimana Sheila
layaknya pemeran utama disebuah sinetron.
Kring...
Kring... Kring..
Suara
jam waker di kamar Sheila berbunyi. “Ehmmm,, udah bunyi aja tu waker..” Sambil
meraih jam waker yang terletak di meja sebelah kiri tempat tidurnya. “Haa??
Masih jam 4?? Mau ngapain??” Dan akhirnya Sheila tidur lagi.
Sheila adalah gadis berusia 19 tahun yang duduk di bangku kuliah semester 2
jurusan Ekonomi. Putri dari Bapak dan Ibu Pramono ini adalah gadis yang supel
dan sangat pandai bergaul.
Kriiing...
Kriing.. Kriing.
Waker
pun berbunyi lagi dan berhasil membangunkan Sheila. “Jam setengah 7??
Tellaaaat..“
Sheila beranjak ke kamar mandi dan mandi secepat kilat karena hari ini ada
kuliah pagi. Selesai mandi, Sheila hanya ganti baju dan tidak sempat menyisir
rambutnya.
“Ayah, ibu, Sheila berangkat dulu ya... “
“Kamu nggak sarapan dulu Sheil??” Tanya bu Pram.
“Enggak bu.. Sheila ada kuliah pagi.. tadi kesiangan.”
“Ngomong-ngomong, kamu tadi sholat subuh enggak Sheil?” Tanya pak Pram.
“Kan Tadi Sheila udah bilang kesiangan yah,, jadi nggak sempet. Assalaualaikum..”
“walaikumsalam..”
“Puterimu itu bu..” kata pak Pram.
“Itu puterimu juga pak..” jawab bu Pram.
Pagi itu Sheila terlambat lagi datang ke kampus. Fatal,
karena dosen pagi itu adalah dosen yang bisa dibilang paling killer di kampus.
“Selamat pagi pak.” Sapa Sheila sambil berlalu menghindari teguran dosen.
“Mau kemana kamu?? Kesini dulu. Berapa kali kamu terlambat saat mata kuliah
saya?” Tanya pak Ridwan sang dosen.
“Kira-kira 3-4 kali pak. Maaf tadi jam waker saya nggak bunyi.” Bohong Sheila.
“Hahahhhaha....” Serentak satu kelas mentertawakan Sheila.
“Kalau kamu tidak niat kuliah, lebih baik tidak hadir dan saya langsung kasih
nilai E untuk kamu. Mudah kan??” Marah pak Ridwan.
“Maaf pak, nanti saya akan ganti battrey jam waker saya.” Jawab Sheila dengan
tersenyum.
“Hahahahaha...” Mahasiswa lain masih mentertawakan Sheila.
“Duduk paling depan dan di depan saya.”
“Baik pak..” Sambil menggaruk kepalanya.
Dua
jam berlalu, mata kuliah pak Ridwan selesai. Sheila bergegas untuk menuju
kantin bersama Lyla dan Fina teman sekelasnya. Mereka sangat sering ke kantin
bahkan bisa menghabiskan berjam-jam saat sedang tidak ada mata kuliah. “Sayang...”
suara salah satu cowok yang ada di kantin. “Hay sayang,, udah nunggu lama ya??
Maaf ya, tadi dosennya ngomong terus.” Jawab Sheila. “Iya nggak apa-apa kok,
lagian aku juga baru dateng.” Dan cowok itu adalah Dony, pacar Sheila. Mereka
berpacaran sejak awal semester. Dulu mereka bertemu di kantin dan akhirnya
kenalan, beberapa bulan kenal langsung jadian. Dony adalah mahasiswa semester 4
jurusan sastra Inggris. Dia terlihat cinta dengan Sheila, selama pacaran Dony
lah yang selalu mengalah.
Rumah
Sheila berada paling jauh dari kampus diantara teman-temannya. Pulang pergi
Sheila naik kendaraan umum. Pacarnya Dony nggak pernah sekalipun mengantarnya
pulang. Bahkan, pacaran hampir 6 bulan pun Dony belum pernah tahu dimana rumah
Sheila. Padahal Sheila selalu ingin pacarnya itu main ke rumahnya. Tapi Dony
selalu bilang kalau dia belum siap bertemu orangtua Sheila.
Selama
mereka berpacaran, Sheila nggak pernah tertarik dengan cowok lain. Ada satu
cowok mahasiswa akuntansi semester 2 yang menyukainya sejak awal perkuliahan.
Namanya Andry. Selama kenal, mereka hanya terlibat sms yang agag nggak penting.
Cuma nanya kabar dan sekitarnya. Tapi Andry adalah cowok yang paling rajin
ngingetin Sheila untuk sholat. Sheila paling susah untuk sholat, ayah ibunya
pun kadang jengkel. Tapi karena ajakan Andry Sheila pun sholat, meski kadang
juga bolong-bolong. Tapi keburu Sheila cintanya sama Dony, jadi Andry pun nggak
ngaruh. Mereka lama nggak bertemu, dan sampai akhirnya mereka bertemu di kantin
kampus yang berhadapan dengan mushola kampus.
“Sholat Sheil!!” ajak Andry.
Sheila pun hanya mengangguk dan tersenyum kepada Andry. Dalam hati Sheila
berkata, “Ya ampun cuma dia yang bisa bikin hati ku deg-degan gara-gara
diingetin sholat.” Andry pun berlalu meninggalkan mushola. Setelah pertemuan di
mushola, Sheila memulai lagi berhubungan dengan Andry lewat sms tanpa diketahui
oleh Dony.
Hubungan
Sheila dan Dony terlihat baik-baik saja tanpa ada masaalah. Tapi sampai saatnya
Sheila diajak latihan ngeband sama kakak tingkatnya, di situlah mulai terjadi
konflik. Dimana Sheila sangat menyukai hal-hal yang berbau musik, dan Dony
nggak setuju karena alasannya sendiri.
“Kenapa sih mesti ikut-ikutan kaya gitu?? Kamu tu cewek, terus kamu bakal sama
cowok-cowok semua..” Marah Dony.
“Tapi kan mereka juga mahasiswa kampus kita Don, kamu juga kenal mereka semua.
Aku nggak mau kamu larang-larang aku kaya gini Don.” Lawan Sheila.
“Ok,, fine.. Aku nggak akan larang kamu lagi. Terserah kamu mau apa!!” Jawab
Dony.
Sheila memilih diam untuk menyudahi pertengkaran mereka.
Sore itu Sheila, Fina dan Lyla sedang ngobrol membahas
mereka akan kemana setelah kuliah selesai. “Rumah es krim yuuk!?” Ajak Lyla.
“Ok lah siip. Kamu Ok kan Sheil?? Tanya Fina. “Aku ngikut kalian aja dee.. “
Jawab Sheila. Saat mereka sedang asyik ngobrol, tiba-tiba, “Punya temen yang
bisa ngebass Sheil? Bassistku agak kacau.” Tanya kakak tingkat Sheila.
“Wah, siapa ya kak?? Nanti aku kabarin lagi dech.” Jawab Sheila.
Rio kakak tingkat Sheila pun mengacungkan jempol tangannya sambil berlalu.
Di rumah es krim Sheila, Dony dan teman-teman lainnya
sedang menikmati es krim. Ada yang berbeda kali ini, Sheila dan Dony nggak
seakrab biasanya.
“Kenapa sih Sheil diem-dieman aja?? Tanya Fina.
“Nggak kenapa-kenapa, tanya aja sama Dony.” Jawab Sheila.
“Lagi males ngomong aja sama orang yang nggak bisa dikasih tahu.” Ketus Dony.
“Au nggak suka kamu larang Don, apa sih salahnya ngeband?? Aku suka ngeband
jauh sebelum kenal kamu.” Marah Sheila.
“Udah, jangan ribut lagi. Ayo pulang Sheil, mau bareng nggak?? Ajak Lyla.
Tanpa bersuara Sheila langsung mengikuti Lyla untuk pulang.
Sampai di rumah Sheila
memikirkan siapa yang akan menjadi bassist di grup bandnya nanti. Tiba-tiba
Sheila berteriak, “Ahhhhaa,, Andry. Dulu dia pernah bilang suka ngeband kan?
Coba dulu lah. Tapi malu ach, masa iya aku ngeband sama dia? Ach bodo,, sms
dulu aja”
Hay Andry, ap kbr??
Sender: Sheila.
Baik Sheil, J km gmn?
Sender: Andry
Baik jg, Ndry km
bs ngabass kan? Mau gag latihan breng?
Sender: Sheila
Boleh, sama kamu
kan??
Sender: Andry
Iya sm au kug, nti
au kbarin lg.
Sender: Sheila
Keesokan harinya saat sedang ngobrol dengan Dony dan
teman-temannya, Sheila mendapat sms.
Sheil ke blakang kmpus ya, ada parade musik.
Au main nih.
Sender: Andry
Oya?? Ok dee, au
kesitu, bentar ya.
Sender: Sheila
Sheila
langsung bergegas pamit kepada Dony dengan alasan-alasan yang nggak jelas. Dony
pun mengiyakan dengan perasaan yang sebenarnya sangat marah. Jam 18.30 Sheila
pergi ke belakang kampus ditemani Fina.
Au uda nyampe, sukses ya Ndry.. J
Sender: Sheila
Iya, bntar lg au
naik. Makasih ya uda dteng. J
Sender: Andry
Duduk
di depan panggung membuat Sheila bisa mengamati gaya Andry saat manggung.
Sedangkan Fina kebingungan.
“ Mana sich yang namanya Andry?? Tanya Fina.
“Bentar lagi naik kug, yang pakai kaos abu-abu pokoknya.” Jawab Sheila.
“Cakep??” Fina semakin penasaran.
“Hahhaha,, sabar, bentar lagi juga nongol. Judge
sendiri ya.” Jawab Sheila membuat Fina makin penasaran.
Sampai Andry turun panggung, Sheila nggak ngrasain sesuatu yang bikin dia
penasaran sama Andry. “Biasa aja, tapi ngebassnya boleh lah. Tapi kok aku nggak
tertarik juga ya sama dia. Hmmm.” Batin Sheila dalam hati.
Sepulangnya dari acara parade, Shiela mengabari kakak
tingkatnya bahwa ia sudah dapat bassist, Andry lah orangnya. Mereka pun
memutuskan untuk mencoba latihan dengan Andry besok sepulang kuliah jam 6 sore.
Tiba-tiba hp Sheila berbunyi.
Tulilut. . . Tulilut. . .
Tertera nama Dony di layar Hpnya.
“Iya sayang.” Sapa Sheila.
“Udah pulang??” Tanya Dony.
“Udah kok, aku udah di kamar.” Jawab Sheila.
“Ya udah. Cepet tidur.” Tut tut tut..,
Dony langsung mematikan teleponnya. Sheila pun nggak ambil pusing dan langsung
tidur dengan pulasnya.
Keesokan
harinya di kampus, saat perkuliahan telah selesai, Sheila mengirim sms ke
Andry.
Andry, jam 6 ke Fun (Nama Studio Music) ya..
Sender: Sheila
Ok, au jg lg di
dkt Fun kok..
Sender: Andry
Sheila meminta ijin
kepada Dony untuk latihan. Bagus lah, Dony masih mau mengantarnya ke studio
Fun. Sheila dan Dony sekarang ini bukan lah mereka yang dulu banyak ngobrol dan
lucu-lucuan. Mereka hanya terdiam menikmati perasaan yang berkecamuk mewakili
protes mereka masing-masing.
Andry sudah menunggu
kedatangan Sheila dan teman-temannya. Sheila pun langsung menghampiri Andry
karena Dony langsung pergi dan yang lainnya belum datang.
“Sory ya, udah nunggu lama?” Sapa Sheila.
“Baru aja kok. Yang lain mana?” Tanya Dony.
“Masih di belakang. Bentar lagi juga nyampe.” Jawab Sheila.
Tak lama kemudian semua sudah datang dan mereka langsung memulai latihan. Saat
Andry memegang dan memainkan gitar bass, tiba-tiba hati Sheila berkata,
“Astagfirullah, kug jadi keren gini sich?? Ini Andry yang selama ini aku
cuek-cuekin aja??” Satu jam latihan, Sheila merasa gerogi dan nggak konsentrasi
untuk nyanyi karena diperhatikan Andry. Sheila juga malah terbuai dengan
kekerenan Andry saat ia memainkan basssnya. “Harusnya dia tipe cowok yang aku
suka..” Kata Sheila dalam hati. Malam itu penuh dengan bayangan Andry di otak
Sheila. Nggak mikirin Dony sama sekali. Jatuh cinta kah??? Rasanya belum. Tapi
hanya Sheila yang tahu tentang perasaannya ke Andry.
Dengan adanya latihan ngeband, Sheila dan Andry jadi
sering bertemu tiap seminggu sekali. Kedekatan mereka membuat Andry berani
mangatakan lagi apa yang ia rasakan pada Sheila.
“Aku masih suka sama kamu Sheil kayak
dulu, tapi aku nggak mau ganggu hubungan kamu sama Dony. Tapi aku tau kamu
mulai buka hati buat aku.” Kata Andry.
Rasanya hati Sheila mulai terganggu dengan hadirnya Andry. Sedangkan
hubungannya dengan Dony makin hari makin buruk. Mereka tetap bertahan pada
protes mereka masing-masing.
Di suatu sore setelah beberapa hari Sheila tidak
menunjukkan batang hidungnya di depan Dony, akhirnya Dony menemuinya dan mengajaknya
bicara.
“Sebenernya mau kamu apa?? Ngmong aja langsung daripada ngindar terus.”
“Aku nggak suka sama sikap kamu akhir-akhir ini Don. Mungkin lebih baik kita
sendiri-sendiri dulu.”
“Maksudnya kita putus?? Kamu bercanda kan Sheil?”
“Maaf Don, aku nggak bisa lagi sama kamu. Aku ngrasa kamu terlalu nglarang aku.
Lebih baik kita sampai di sini.”
“Kamu yakin? Kalau emang ini keputusan kamu, Ok.. aku coba terima meskipun kamu
nggak ngerti sama sekali perasaan aku Sheil.”
“Maafin aku Don.”
Sheila meninggalkan Dony sambil meneteskan air mata. Hatinya kian bertanya
apakah ini murni karena sikap Dony yang sering melarangnya, atau ada kaitannya
dengan Andry sampai dia bisa memutuskan hubungannya dengan Dony. Sheila
berjalan dari parkiran belakang kampus menuju depan, selama berjalan nggak ada
seorang pun yang tahu tentang keadaan Sheila yang lagi terpuruk karena dia baru
saja memutuskan cowok yang dia cintai. Sampai di depan tiba-tiba Andry datang,
“Sheil, kamu kenapa? Dony mana?” tanya Andry.
“Aku barusan putusin dia Ndry. Aku nggak tau kenapa aku putusin dia.” Jawab
Sheila.
“Ya udah aku anterin ya, kamu mau kemana?” Tanya Andry lagi.
“Pulang, anter ke halte bus aja Ndry.”
Andry mengangguk dan mengantar Sheila.
Putus dari Dony membuat Sheila makin dekat dengan Andry.
Karena dia hanya merasa nyaman dengan Andry. Saat ini Dony malah sering
nongkrong dengan teman Sheila, karena hal itu lah Sheila memilih untuk
menghabiskan waktunya dengan Andry.
“Kalau masih cinta kenapa mesti putus?” Tanya Andry.
“Aku dongkol, udah nggak nyaman sama dia. Tapi rasanya ada hal lain.” Jawab
Sheila.
“Hal lain apa maksudnya? Aku?” Tanya Andry lagi.
“Hahhaha, PEDE. Kenapa perasaanmu ke aku masih ada Ndry?” Sheila balik
bertanya.
“Belum ada yang bisa gantiin perasaanku ke kamu. Meskipun aku udah coba suka
sama cewek lain.”
Sheila hanya tersenyum dengan perasaan yang melayang-layang karena dia merasa
tersanjung.
Kebersamaan
Sheila dan Andry mengundang tanya bagi teman-teman Sheila.
“Kamu udah jadian sama Andry? Dony masih belum tenang hatinya lho Sheil.” Tanya
Lyla.
“Belum, Cuma deket aja kok. Nggak tau besok atau lusa.” Jawab Sheila.
“Jadi kemungkinan besar kamu dan Andry bakal jadian?” Tanya Fina.
“Belum tau Fin, kita juga nggak ada rencana buat pacaran kok. Dan jangan
berpikir kalau putusnya aku sama Dony itu gara-gara Andry.” Jelas Sheila.
Hari
ini hari minggu, Andry dan Sheila ada acara pergi keluar. Andry menjemput
Sheila kerumahnya. Andry yang sebelumnya belum tahu rumah Sheila sekarang jadi
tahu dan bakal sering kerumahnya. Saat lagi di jalan tiba-tiba Andry berkata
“Aku nglakuin ini semua buat kamu. Perasaanku ke kamu nggak berubah Sheil.”
“Kenapa ngomong gitu? Maksudnya?” Tanya Sheila.
“Kalau kamu nggak keberatan, aku pengen kamu jadi pacar aku. Kayaknya kamu udah
mulai suka sama aku juga, makanya aku berani ngomong.”
Sambil tersenyum, Sheila pun menjawab,”Aku udah mulai suka sama kamu Ndry waktu
kita ketemu lagi di mushola kampus pas kamu sholat, dan cinta ku pindah
mendadak ke kamu pas lihat kamu main Bass waktu kita latihan.”
“Oya?? Jadi maksutnya? Kamu suka, dan mau jadi pacarku?” Kaget Andry.
“He’em.... Dengan syarat, kamu bawa aku jadi lebih baik. Ajarin aku sholat ya.”
Jawab Sheila.
“Pasti. Aku janji bakal bawa kamu jadi lebih baik.” Jawab Andry dengan
senangnya.
“Ajarin main gitar. . .hehhehe” Manja Sheila ke Andry.
“Kamu nyanyi aja aku yang gitarin. Hehehhe” Jawab Andry dengan senyumnya.
“Untukmu sluruh nafas ini.....” Suara
Sheila menyanyikan sebuah lagu dan Andry memainkan gitar. Di kantin kampus,
mereka selalu memainkan lagu yang mereka suka dengan iringan gitar Andry.
“Pasangan serasi, yang cowok bisa main gitar, ceweknya nyanyinya juga Ok..”
Kata Very teman Andry.
“Hehhehehhehe...” Tanggapan simpel Andry dan Sheila.
Penantian
Andry selama ini sudah terjawab, Sheila menjadi miliknya. Entahlah apa
tanggapan orang, yang pasti Sheila dan Andry menjalani hubungan mereka dengan
cara mereka sendiri. Sheila pun juga jadi rajin Sholat sekarang ini,
mudah-mudahan aja kalau misalkan putus lagi sholatnya juga nggak ikut-ikutan
selesai. J